Tugumalang.id – Desa Tremas, tempat lahir Presiden RI ke 6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), memiliki sejarahnya tersendiri. Desa ini didirikan oleh sosok yang berjuluk Ki Ketok Jenggot, seorang punggawa Keraton Surakarta Hadiningrat yang dikenal sakti. Begini sejarahnya.
Tremas adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan menyimpan beragam keunikan. Selain dikenal sebagai desa keilmuan karena hadirnya Pondok Pesantren yang sudah berumur ratusan tahun, Tremas pun populer sebagai tanah kelahiran Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Desa Tremas terletak 11 kilometer arah utara dari pusat Kabupaten Pacitan. Dalam berita yang dilansir opendesa.id, Desa Tremas didirikan oleh tokoh yang bernama Ki Bagus Sudarmadji, seorang punggawa Keraton Surakarta Hadiningrat yang berasal dari Desa Semanten, Pacitan. Beliau memiliki jenggot yang sangat panjang dan tidak mempan dipotong dengan senjata apapun. Oleh sebab itu, cikal bakal Desa Tremas itu dijuluki Ketok Jenggot.
Ki Ketok Jenggot bukanlah orang sembarangan. Beliau sangat berjasa dalam menumpas pemberontakan Adipati Bantheng Wereng kepada kerajaan. Gugurnya Bantheng Wareng, kemudian dilaporkan oleh Ki Ketok Jenggot atau Ki Bagus Sudarmadji kepada Raja di Surakarta. Dia diberi hadiah tanah perdikan di sebelah utara Desa Semanten dan diperintahkan untuk membuka hutan di wilayah tersebut.
Sebelum Ki Bagus Sudarmadji membuka hutan di wilayah tersebut (sekarang Desa Tremas), menurut informasi dari website Babat Tremas, daerah tersebut telah dihuni oleh sekelompok orang yaitu Raden Ngabehi Honggowijoyo, yang merupakan ayah Nyai Abdul Manan. Ki Ketok Jenggot pun meminta izin dan menerangkan tentang tugasnya. Barulah beliau melaksanakan tugasnya untuk membuka sebagian besar hutan di daerah yang sekarang bernama Tremas itu.
Setelah berhasil membuka hutan menjadi kawasan pedesaan, menurut sumber opendesa.id, Ki Ketok Jenggot menancapkan senjatanya yang berupa Patrem dari emas sebagai tumbal di tengah-tengah desa. Tepatnya di Dusun Krajan dekat tempat kelahiran Presiden Susilo Bambang Yudoyono.
Saat ini kediaman beliau itu diwakafkan untuk tempat ibadah (musala) Nahdotul Umam. Akhirnya desa tersebut diberi nama Desa Tremas. Ki Ketok Jenggot menetap di wilayah tersebut yang terkenal subur, tentram, sejuk, penuh ketenangan dan cocok untuk memperdalam ilmu pengetahuan dan agama. Semakin lama tempat tersebut semakin ramai penduduknya.
Kata Tremas berasal dari kata Patrem dan Emas. Patrem merupakan senjata semacam keris kecil yang sangat ampuh. Sedangkan emas adalah logam mulia yang biasa dipakai sebagai perhiasan perempuan yang mahal harganya. Senjata patrem emas milik Kethok Jenggot ini berupa keris kecil yang gagangnya terbuat dari emas. Selain itu, Ki Bagus Sudarmadji memiliki senjata andalan lain yaitu Pucang Kalak. Senjata ini berupa tongkat yang terbuat dari pucang yang berasal dari kalak.
Masih dari sumber yang sama, Ki Bagus Sudarmadji selaku sosok pendiri Tremas wafat dalam keadaan misterius sebab raganya menghilang. Sebelumnya beliau diketahui bersemedi di bawah pohon sambil memegang tongkatnya. Tongkat tersebut masih menancap di tempat itu hingga dikenal sebagai Kulak, salah satu nama dusun di Desa Tremas. Sampai sekarang tempat pusaka Ki Ketok Jenggot, masih memancarkan cahaya pada hari-hari tertentu. Namun hanya orang-orang yang mempunyai kelebihan yang dapat melihat sinar tersebut.
Dahulu Desa Tremas dibagi menjadi dua pusat pemerintahan. Pertama, pusat pemerintahan sebelah barat di Kaloran, yang meliputi wilayah Karangasem, Pageran, Gunung Lembu, Gunung gong dan Pojok. Kedua, pusat pemerintahan sebelah Timur di Krajan yang terdiri dari wilayah Krajan, Kulak, Tanjung, Karang gede, lenjoh dan Ngepoh. Baru pada masa Pemerintahan Bapak Echsan, dua bagian tersebut dijadikan satu menjadi Desa Tremas, yang menaungi enam dusun yakni Dusun Krajan, Kulak, Pojok, Karangasem, Tanjung dan Lenjoh.
Penulis : Risma Wigati
Editor : Herlianto. A