Tugumalang.id – Bila Anda berkunjung ke alun-alun Kota Malang, di sebelah barat terlihat masjid yang sangat megah. Itulah masjid Agung Jami’. Salah satu masjid tertua sekaligus ikonik di Kota Malang.
Berusia 146 tahun, masjid ini tampak semakin indah dan kokoh. Masjid ini didirikan pada tahun 1875 oleh Bupati Raden Tumenggung Suryo Diningrat yang menjabat pada masa itu.
Pada 15 September 1903, masjid tertua di Kota Dingin ini mengalami perluasan. Empat tiang depan di bangun. Tiang ini menunjukkan sifat Nabi Muhammad yaitu, tabligh, amanah, shiddiq, dan fatonah.
Selain itu, juga dipasang 20 tiang di dalamnya yang menjadi simbol jumlah sifat wajib bagi Allah. Jendela yang ada bertuliskan bahasa Arab di bagian kacan, ternyata nama-nama sahabat nabi seperti Abu Bakar, Umar, Ustman, dan Ali.
Menariknya, masjid ini dekat atau bahkan berdampingan dengan gereja Immanuel. Kemudian tak jauh dari lokasi itu dulunya penjara yang kini jadi pusat perbelanjaan. Konon, tata letak ini dimaksudkan apabila seseorang baik akhlaqnya, maka akan masuk ke masjid atau gereja. Sebaliknya, jika buruk, maka akan masuk neraka yaitu penjara.
Dekatnya dua rumah ibadah beda agama tersebut, berarti Kota Malang dari dulu mendukung gerakan toleransi antar umat beragama. Ini telah terjalin selama ratusan tahun. Hingga kini toleransi tersebut masih terasa, buktinya pada saat hari besar masing-masing umat beragama terbut diselenggarana di rumah ibadah ini, maka secara bergantian menggunakan halamannya.
Menurut channel YouTube Afandi Wiradhana, arsitek Prancis yang melakukan pengamatan sendiri pada bangunan masjid ini saat akan dilakukan renovasi. Pada 2002 resmi diperluas dan diperindah. Namun, demi menjaga keaslian dan kelestarian masjid ini, ornamen dan hiasan lain tidak diubah. Ciri ‘jjawaninya’ atau budaya asli Jawa terus dipertahankan.
Adapun luas masjid kebanggan orang Malang ini mencapai 3000 meter persegi. Bangunan ini beberapa kali dikunjungi tokoh negara, seperti mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan wakilnya pada saat masih menjabat untuk beribadah di sana. Tak heran, bila masjid ini menjadi salah satu ikon di Kota Malang.
Tak hanya itu, masjid tua ini juga miliki sumber air yang dihasilkan dari sumur bor artesis sedalam 5 meter yang dilakukan pada 27 Januari 2010. Air di dalamnya murni memancar tanpa pompa. Melalui uji coba PDAM Kota Malang, air yang dihasilkan dapat langsung dikonsumsi. Pengeboran ini menghabiskan dana sekitar 150 juta rupiah yang seluruhnya ditanggung oleh orang yang menghibahkan hartanya untuk hal ini.
Penulis : Auliya Rahma Maziidah
Editor : Herlianto. A