MALANG, Tugumalang – Sekitar seribu pecinta sepeda onthel dari berbagai daerah di Jawa Timur gowes bersama sejauh 17 kilometer di wilayah Kecamatan Pakisaji dan Kepanjen, Kabupaten Malang, Minggu (20/11/2022). Sebagian dari mereka mengenakan kostum pakaian adat Indonesia dan pejuang kemerdekaan.
Para peserta ini berasal dari 40 klub di Kabupaten Malang dan beberapa klub sepeda tua dari berbagai daerah di Jawa Timur seperti Pasuruan, Gresik, Kediri, Nganjuk, Kertosono, Lumajang, dan Blitar.

Rute gowes dimulai dari Stadion Luar Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang menuju ke selatan ke wilayah Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang. Mereka kemudian berkeliling melalui jalan-jalanan kampung di kedua kecamatan tersebut dan kembali ke Stadion Luar Pakisaji.
Kegiatan ini diinisiasi Komunitas Sepeda Tua Indonesia (KOSTI) Kabupaten Malang dalam rangka memeriahkan Hari Jadi Kabupaten Malang ke-1262 dan Hari Pahlawan. Ketua KOSTI Kabupaten Malang, Robertus Muji Priyono mengatakan rute tersebut ditentukan agar masyarakat mengenal budaya bersepeda menggunakan onthel.

“Jadi kami masuk jalan protokol dan masuk ke jalan desa agar onthelis ini bisa dikenal oleh masyarakat. Sehingga budaya onthel bisa tetap dilestarikan,” ujar Robert.

Gowes yang diselenggarakan kali ini cukup unik karena banyak peserta yang mengenakan kostum dengan tema budaya Indonesia dan perjuangan kemerdekaan. Kostum yang dikenakan ini dinilai oleh panitia. Tiga orang dan satu regu terbaik dinobatkan sebagai pemenang dan mendapat hadiah menarik.
Dari pantauan Tugu Malang ID, beberapa anggota klub sepeda onthel Seduluran Onthel Ketawang (SOK) kompak mengenakan baju adat Bali. Sementara sebagian besar peserta mengenakan kostum layaknya para pejuang di masa kemerdekaan.

Lomba kostum ini diadakan agar gowes kali ini lebih seru dan lebih menghibur. “Jadi selain membuat lebih sehat, kegiatan ini juga ada unsur hiburannya,” ujar Robert.
Robert mengatakan dengan hadirnya para onthelis dari luar daerah di acara ini, diharapkan bisa menjadi awal bagi mereka untuk menggelar event dengan skala provinsi.
“Harapannya tahun depan semoga kami dapat melakukan event tingkat provinsi sehingga bisa dihadiri lebih banyak orang dari kabupaten/kota se-Jawa Timur,” kata Robert.

Pada kesempatan ini mereka juga menundukkan kepala sejenak untuk mendoakan para korban Tragedi Kanjuruhan.
“Kami menyelenggarakan doa bersama dan mengheningkan cipta sebagai bentuk rasa simpati bagi korban Tragedi Kanjuruhan,” pungkas Robert.
Reporter: Aisyah Nawangsari
editor: jatmiko