Kota Batu, Tugumalang.id – Stigma negatif terhadap penderita kusta hingga kini masih melekat pada masyarakat, bahkan di lingkungan keluarga. Pemahaman yang keliru soal penyakit ini faktor utamanya. Padahal, kusta tidak menular.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Batu, dr Susana Indahwati, edukasi masyarakat menjadi langkah utama dalam menghapus stigma kusta sebagai penyakit yang bisa diobati dan tidak mudah menular.
Baca Juga: Waspada, Penyakit Kusta Masih Intai Kota Batu
Selain itu, pemberdayaan pasien melalui dukungan emosional, peningkatan keterlibatan sosial, serta akses ke layanan kesehatan yang inklusif akan membantu mereka menjalani hidup lebih baik.
Sejauh ini, Indonesia sendiri telah mencapai eliminasi kusta tingkat nasional sejak tahun 2000, dengan angka prevalensi kurang dari 1 per 10.000 penduduk, sesuai target Eliminasi Kusta global yang ditetapkan oleh World Health Assembly (WHA) pada 1991.
Angka prevalensi kusta di Indonesia mengalami penurunan signifikan dari 5,2 per 10.000 penduduk pada 1981 menjadi 0,9 per 10.000 penduduk pada 2000.
Di Kota Batu, prevalensi kusta pada 2024 tercatat sebesar 0,09 per 10.000 penduduk. Selama tahun tersebut, 2 pasien kusta berhasil menyelesaikan pengobatan lengkap selama 12 bulan tanpa mengalami peningkatan kecacatan.
Lebih menggembirakan lagi, tidak ada kasus baru kusta yang ditemukan atau dilaporkan sepanjang 2024. dr. Susan menegaskan tiga poin penting yang harus diketahui masyarakat mengenai penyakit ini.
Pertama, kusta bisa disembuhkan dengan pengobatan yang tepat. Kedua, kusta tidak mudah menular dan tidak menyebar melalui sentuhan biasa. Ketiga, penderita kusta berhak atas kehidupan yang normal seperti orang lainnya.
Baca Juga: Cepat Menular, 2.001 Kasus Penyakit Gondongan Dilaporkan Terjadi di Kabupaten Malang
Dinas Kesehatan Kota Batu terus berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai kusta melalui berbagai program edukasi dan sosialisasi. Kolaborasi erat antara pasien, keluarga, komunitas, dan pemerintah sangat diperlukan untuk menghapus stigma ini.
”Dengan edukasi berkelanjutan dan pendekatan yang lebih inklusif, diharapkan masyarakat semakin memahami bahwa kusta bukanlah penyakit yang harus ditakuti, melainkan bisa diobati, dan para penyintasnya berhak mendapatkan kehidupan yang layak tanpa diskriminasi,” ungkapnya.
Baca Juga Berita Tugumalang.id di Google News
Reporter : M Ulul Azmy
redaktur: jatmiko