Tugumalang.id – Usai tiba di tanah air, drh H Puguh Wiji Pamungkas MM dan Istrinya, dr Hj Fitriya Fajar Wati MKes menggelar acara tasyakuran haji pada Sabtu, (8/7/2023). Dalam acara yang bertempat di Aula Puguh Foundation RSU Wajak Husada tersebut, dihadiri oleh tokoh masyarakat, ulama, stakeholder Nusantara Gilang Gemilang, masyarakat umum dan sejumlah tamu undangan.
Dalam sambutannya, Puguh mengungkapkan rasa syukurnya hingga bisa melangsungkan ibadah haji tahun 1444 H dengan lancar hingga pulang ke tanah air. Ia juga mengucapkan banyak terimakasih atas dukungan dan doa yang disampaikan banyak pihak secara langsung maupun melalui media sosial.
“Saya mengucapkan beribu terima kasih pada bapak ibu semua. Semoga semuanya diberikan kelapangan riskinya,” ungkapnya.
Momen Puguh bersama Istri di Tanah Suci
Dalam cerita yang juga dibagikannya lewat laman media sosial, Puguh dan Istri melakukan beragam kegiatan selama berada di tanah suci. Selain menunaikan rukun haji, Puguh juga berkesempatan untuk berziarah ke makam istri Rasulullah, Siti Khadijah yang berada di Ma’la.

Momen lain juga dibagikan oleh drh Puguh dan istrinya, dr Fitriya saat berada di Arafah. “Dipenghujung senja 9 Dzulhijah 1444H di Padang Arafah menuntaskan perintah wuquf di tengah terik mentari 55°C dan siang terpanjang dalam sejarah,” tulisnya dalam unggahan.
Di akhir sambutan, drh Puguh Wiji Pamungkas menyampaikan doa dengan harapan semua hadirin bisa mendapat kesempatan untuk beribadah haji dan salat di depan Kakbah.
“Saya mewakili Wajak Husada mendoakan kita semua bisa salat di depan kakbah. Yang sudah ke sana bisa ke sana lagi. Yang belum, bisa dipanggil Allah untuk datang ke baitullah,” ucapnya dalam doa.
Puguh juga mengenang bagaimana ia telah menuliskan cita-cita untuk menunaikan ibadah haji sebelum umur 40 tahun. Tekad itu ia tuliskan dalam buku cita-citanya 20 tahun silam yang hingga kini tersimpan rapi.
“Salah satu harapan yang saya tulis tersebut adalah saya bisa menunaikan ibadah Haji sebelum usia 40 tahun. Subhanallah, Alhamdulillah, Allah Akbar,” tulisnya mengenang tekad yang ia abadikan dalam catatan.

Puguh meyakini bahwa apa yang kita yakini seperti impian dan cita-cita yang dipelihara dan rawat dengan baik itu akan menjadi seperti magnet. Tekad tersebut akan melekat, mendekati dan tidak bisa dipisahkan.
Dalam sambutan di acara tasyakuran haji, Puguh juga membagikan tips doa yang ia amalkan. “Salah satu doa yang bisa kita ucapkan yakni doa di antara dua sujud. Yang sudah setiap hari kita ucapkan,” jelasnya.
Sejumlah Tokoh dan Ulama Turut Hadir dan Berbahagia dalam Acara Tasyakuran Haji
Sejumlah tokoh masyarakat, ulama dan sahabat dari drh Puguh Wiji Pamungkas dan dr Fitriya Fajar Wati turut hadir. Salah satunya yakni KH. Fadli Adhim yang didapuk menjadi pemberi ceraham dalam Mauidhoh Hasanah.
Ketua MWC NU Wajak ini menyampaikan bahwa orang-orang yang gemar bersedekah akan mendapat pintu surga khusus oleh Allah SWT. Ia juga menyebut jika Puguh sebagai salah satu sosok inspiratif yang gemar berbagi. “Semoga kita bisa seperti Pak Puguh,” ujarnya dalam ceramah.
Dalam acara tersebut juga hadir Gus Hisa Ayub Sholahuddin, pengasuh Ponpes Darul Hidayah yang bertugas menyampaikan doa penutup dalam acara tasyakuran tersebut.
Selain dua tokoh itu, juga hadir Mokhammad Fandi Bakhtiar selaku Direktur YDSF Malang, serta beberapa pengurus NGG, seperti Agus Wahyudi, Budi Eko Prasetyo, Shalih Fauzan, dan Muhammad Nur Hidayat. Juga hadir sanak kerabat dan keluarga yang membuat acara tasyakuran jadi semakin hikmat.
Istri drh Puguh, dr Fitriya, Bagikan Kisah dan Hikmah Usai Tunaikan Haji
Di akhir acara, dr. Fitriya Fajar Wati, M.Kes, juga turut menyampaikan kisah saat berada di tanah suci.
Perempuan yang juga menjadi narator keberdayaan perempuan dan keluarga lewat banyak konten media sosialnya mengungkapkan rasa haru dan syukurnya bisa beribadah haji dengan lancar hingga pulang ke tanah air.
“Perjalanan spiritual saya yang luar biasa. Allah mudahkan untuk melaksanakan ibadah haji dengan lancar,” ungkapnya penuh haru.
Ia juga bercerita bahwa selama berada di tanah suci, dirinya dan suami harus beradaptasi dengan suhu udara yang cukup tinggi. “Cuma adaptasi waktu panas aja disana. Ya ada tips seperti menaruh handuk di kepala. Banyak yg kelelahan kayak lansia begitu,” tuturnya.
Di akhir wawacara, Fitriya juga menyampaikan hikmah yang ia peroleh. Bahwa segala sesuatu tidak ada apa-apanya saat berada di Mekah dimana jutaan umat muslim turut melaksanakan ibadah haji maupun umroh.
“Saya disana merasakan bukan apa apa ditengah jutaan manusia. Hidup yang dicari memang hanya ridhonya Allah SWT,” ujarnya sebelum acara ramah tamah bagi sanak keluarga usai acara tasyakuran Haji.
Penulis: Imam A. Hanifah
Editor: Herlianto. A