Tugumalang.id – Wali Kota Malang, Sutiaji, menyebutkan bahwa pengetatan mobilitas dengan penyekatan kendaraan masuk Malang yang diterapkan selama ini, tidaklah efektif. Apalagi untuk memulihkan perekonomian yang redup akibat pandemi COVID-19.
Seperti diketahui, kebijakan penyekatan kendaraan pasca lebaran 2021 kembali diperpanjang hingga 31 Mei 2021. Di Kota Malang, titik penyekatan ada di pintu exit Tol Madyopuro, menyasar kendaraan luar kota dan pengendara yang tidak membawa surat keterangan bebas COVID-19.
”Sebenarnya saya tidak setuju. Ekonomi mati. Saya setujunya PPKM Mikro itu saja yang dikuatkan. Dengan penyekatan, artinya orang tidak boleh ke Malang sehingga pariwisata dan perekonomian mandeg lagi,” ungkap Sutiaji, di Balai Kota Malang, pada Kamis (27/5/2021).
Dengan adanya penyekatan, target menumbuhkan kembali ekonomi secara nasional yang dibebankan ke daerah, otomatis terganggu. ”Kita punya target nasional di kuartal kedua itu 7 persen. Terus terang kalo ada penyekatan ya target itu sulit kita capai,” katanya.
Itulah mengapa dirinya condong menangani kasus transmisi penularan virus ini dengan memperkuat benteng-benteng di tingkat RT/RW alias PPKM Mikro. Pada dasarnya, kata dia, disiplin prokes adalah kunci.
Terkait antisipasi mutasi virus baru, sejauh ini dia belum menemui adanya gejala virus baru yang kembali merebak seperti di India.
Jika penyekatan dilihat dari angka kasus, menurut dia, kasus klaster COVID-19 secara beruntun yang terjadi belakangan ini belum tergolong mutasi virus baru.
”Di Tlogomas, di Lowokdoro itu hasil tracing bukan dari orang luar kota. Sama sekali tidak ada (relasi dengan mutasi virus baru) Makanya cukup dengan dilokakisir di tempat,” klaimnya.
Dia berharap, perekonomian yang saat ini sudah mulai merangkak pulih tidak kembali anjlok. Terpenting adalah pada tingkat kedisiplinan warga sendiri, dalam menerapkan prokes bagi dirinya.
Reporter: Ulul Azmy
Editor: Lizya Kristanti