Irham Thoriq*
Ini hal penting, tapi banyak dilupakan oleh anak muda. Ya, memiliki seorang mentor, adalah satu hal yang penting bagi anak muda yang ingin growth. Dalam sebuah pelatihan, seorang fasilitator di akhir sesi meminta peserta menuliskan nama mentor dalam kehidupan kita.
Saya, dan kayaknya juga peserta pelatihan yang lain, memikirkan dengan panjang siapa mentor kita. Bahkan, beberapa mengaku tidak mempunyai mentor. Tidak memiliki mentor, menjadi masalah di kehidupan kita, tapi tampaknya absen dari pembahasan kita untuk mencari solusi.
Terlalu banyak kita mempunyai guru, tapi hanya sebatas guru. Mempunyai teman, tapi hanya sebatas teman. Mempunyai senior, tapi hanya sebatas senior. Jarang yang kita jadikan sebagai mentor, pembimbing yang sangat intens.
Seorang mentor saya menyebutkan bahwa kita harus mempunyai mentor sesuai dengan kebutuhan kita. Misal kita butuh dalam berbisnis, kita harus punya mentor bisnis. Dalam hal karir di kantor, kita juga harus punya mentor soal itu. Begitu juga soal rumah tangga, soal percintaan, kesehatan, dan lain sebagainya.
Selain soal mentor, kita juga harus tahu hal apa yang membuat kita mau menjadikan orang tersebut mentor. Misalnya, mentor tersebut mempunyai kebiasaan membaca satu buku dalam satu minggu. Atau, mentor tersebut selalu meditasi satu jam setiap pagi. Jalan kaki 30 menit setiap pagi.
Ketika sudah tahu kebiasaan-kebiasaan mentor kita, kita tiru kebiasaan itu. Dalam ilmu psikologi, ini disebut modeling oleh Albert Bandura. Seorang bisa menjadi pembelajar yang cepat dengan mengamati (mengobservasi) lingkungannya. Diperkuat study lain yang diterbitkan European Journal of Social Psychology, dijelaskan bahwa selain mengobservasi, kita harus terus menerus melakukan kebiasaan baik tersebut secara berulang-ulang agar menjadi sebuah habit. Waktu yang dibutuhkan antara 18 hari hingga 254 hari. Tergantung kebutuhan masing-masing orang.
Observasi akan semakin efektif jika mentor yang kita ikuti lebih kita telisik lebih dalam lagi. Misalnya soal baca buku, tidak hanya jumlah baca buku seminggu sekali yang kita tiru, tapi tahu judul buku apa yang dibaca mentor kita itu. Selain itu, akan lebih baik jika kita tahu mentor dari mentor kita itu. Sehingga kita bisa lebih maksimal melakukan modeling.
Di internet, sudah banyak sekali yang membahas tentang pentingnya mentoring. Terlebih di dunia bisnis. Adanya mentor adalah untuk mengisi celah-celah kekurangan kita, juga sebagai cermin apa yang mungkin kita lupakan dalam proses kehidupan kita.
Dengan adanya mentor, kita bisa meminimalisir kegagalan yang sebelumnya sudah dirasakan oleh sang mentor. Menurut saya ini penting, karena peristiwa sejatinya adalah pengulangan-pengulangan sejarah. So, punya mentor saja kita masih bisa salah, apalagi tidak punya.
Keberadaan mentor juga menjadi semakin urgent di era internet saat ini. Yakni, ketika banyak hal mengintrupsi kehidupan kita. Semua orang hendak berpendapat di Internet, termasuk tulisan ini juga bagian dari pendapat di internet itu..hehe…
Di tengah banyaknya orang yang ingin diperhatikan dengan pendapat-pendapat mereka, juga dengan konten-konten mereka, memilih mentor yang tepat di berbagai bidang sangat diperlukan. Di era ketika semua orang mau mengajarkan, memilih guru yang benar-benar pengalaman di bidangnya sangat diperlukan.
Meskipun, dengan era internet ini, kita bisa mendapatkan banyak informasi bagus dengan mudahnya. Misalnya soal kebiasaan membaca buku salah seorang terkaya di dunia yakni Bill Gates. Juga soal keagungan akhlak Nabi Muhammad SAW yakni mendokan orang-orang yang menzalimi-nya. Kebiasaan-kebiasaan baik itu bisa kita tiru, dan lakukan secara berulang-ulang.
Sekarang, coba pikirkan siapa mentor-mu. Sebut saja tiga nama. Jika kamu masih kesulitan menyebut tiga nama itu, bisa jadi kamu belum punya mentor. Bergegaslah sekarang dengan memiliki mentor, terus belajar kepadanya, dan jadilah pribadi yang berkembang dengan arahan-arahan mentor-mu.
Selamat mencoba.
*Penulis Adalah CEO Tugu Media Group.