MALANG, Tugumalang.id – KPU Kabupaten Malang menggelar simulasi pemungutan dan penghitungan suara untuk Pemilu 2024 mendatang. Simulasi dilakukan di halaman depan kantor KPU Kabupaten Malang pada Rabu (27/12/2023).
Simulasi dilakukan semirip mungkin dengan prediksi kondisi tempat pemungutan suara (TPS) saat pelaksanaan Pemilu pada 14 Februari 2024 mendatang. Sebanyak 85 pemilih serta sejumlah Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS) dan saksi dihadirkan untuk melakukan simulasi pencoblosan.
Sesuai jadwal yang ditetapkan, simulasi pemungutan suara dimulai pada pukul 07.00 dan diakhiri pada pukul 13.00. Pemilih yang dihadirkan pun beragam, ada yang dalam kondisi sehat, sakit, penyandang difabel, hingga lansia.
Baca Juga: KPU Kabupaten Malang Tegaskan Batasan Kampanye, Mulai Lokasi hingga Jumlah Peserta
“Simulasi pemungutan suara ini untuk mengetahui segala proses. Sejak dimulai dibuka TPS sampai tutup, apa yang kemungkinan terjadi. Apa yang harus dilakukan oleh pemilih, KPPS, petugas ketertiban, apa yang tidak boleh dilakukan di dalam TPS, dan sebagainya,” jelas Komisioner KPU Kabupaten Malang, Marhaendra Pramudya Mahardika.
TPS yang menjadi tempat simulasi ini mengacu pada TPS yang ada di Desa Tegalrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan. TPS tersebut memiliki DPT paling sedikit di Kabupaten Malang, yakni 85 orang Daftar Pemilih Tetap (DPT).
Baca Juga: KPU Kabupaten Malang Terima Hibah Rp 101 Miliar dari Pemkab Malang untuk Pilkada 2024
Tenda TPS simulasi dibangun sesuai ketentuan dengan pintu masuk dan pintu keluar yang berbeda serta harus bisa dilalui kursi roda.
Bagian dalam TPS pun ditata sedemikian rupa dengan meja KPPS, kursi untuk pemilih, kursi untuk saksi, bilik suara, kotak suara, dan meja tinta.
Setelah pemungutan suara selesai, kegiatan dilanjutkan dengan simulasi penghitungan suara dengan menggunakan Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap). Penghitungan suara ini juga dibantu dengan teknologi scanner dan printer sehingga KPPS tidak perlu menulis, menyalin, dan ini bisa meminimalisir risiko kesalahan tulis.
“Dulu menggunakan salinan, disalin satu per satu secara konvensional. Besok kami akan menggunakan alat penggandaan, yakni scanner yang ada printernya. Jadi setidaknya menghemat waktu,” kata Dika.
Simulasi ini juga didokumentasikan agar bisa menjadi bahan sosialisasi kepada masyaraka terkait proses pemungutan suara. Sebanyak 165 Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dari 33 kecamatan di Kabupaten Malang juga dihadirkan agar bisa melihat simulasi ini.
“(Melalui simulasi) kita tahu bagaimana proses yang terjadi di TPS nanti. Apa yang dilakukan oleh pemilih dan apa yang harus dilakukan oleh KPPS,” pungkas Dika.
BACA JUGA: Berita tugumalang.id di Google News
Reporter: Aisyah Nawangsari Putri
editor: jatmiko